Jakarta, SemeruPost – Tidak saja memberikan pembekalan karakter, dalam rangka memberdayakan potensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bandung Barat, dalam kunjungannya ke SMK Mahardika Batu jajar, Tim Dislitbang TNI AD juga melakukan kampanye penerimaan prajurit bagi siswa.
Hal itu dikatakan Kadislitbang TNI AD Brigjen TNI Terry Tresna Purnama,S.I.Kom, M.M. dalam rilisnya, Jakarta, Rabu (13/4/2024).
Diungkapkan Kadislitbang TNI AD, saat ini dirinya sedang melakukan Litbang melalui program kerja sama, baik dengan organisasi Litbang di dalam tubuh TNI AD /Angkatan, Pemerintah, industri maupun perguruan tinggi.
“Ini penting, agar kegiatan Litbang lebih optimal dan tentunya efektif serta berdaya guna,” ujar Terry.
“Seperti yang dilakukan Ka Lab (Kolonel Arh Saptarendra P, S.T., M.M) di SMK Mahardika, bukan saja untuk merekrut para lulusan SMK Mahardika jadi prajurit tapi juga menyiapkan kemandirian dan produktivitas mereka dihadapkan pada perkembangan teknologi 4.0,” imbuhnya
Sebagaimana diketahui, lanjut dia, dinamika teknologi saat ini cenderung kepada penggunaan internet dan siber.
“implikasinya adalah terjadi globalisasi di berbagai aspek kehidupan yang tidak hanya merubah tatanan kehidupan sosial, ekonomi semata tapi juga (merubah) kultur budaya serta karakter bangsa,” tandasnya.
Senada dengan disampaikan Kadislitbang TNI AD, Kolonel Arh Sapta pun menyampaikan bahwa untuk bisa mandiri lulusan SMK tidak hanya memiliki keterampilan saja namun juga harus memiliki benteng imunitas yaitu karakter.
“Ibarat Virus COVID -19, untuk melindunginya kita harus memiliki imunitas yang dapat menangkal serangan virus. Demikian juga untuk menangkal dampak globalisasi, para generasi muda kita harus memperkuat benteng perkuatan yaitu karakter yang kuat,” jelas Sapta.
Lulusan SMK, lanjut Sapta, merupakan sumber daya bangsa yang luar biasa. Setelah lulus, mereka tidak saja siap melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tapi juga siap untuk langsung menjadi tenaga kerja yang produktif.
“Seperti halnya sekarang, arus deras globalisasi dan demokrasi merubah kita menjadi sosok yang pragmatis dan oportunis serta mudah terpengaruh oleh berbagai ide, ajaran maupun cara yang tidak hanya akan merugikan diri kita tapi juga dengan teknologi internet dan media sosial dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Di beberapa negara lain, mereka hancur dan terbelah -belah akibat tidak adanya semangat persatuan dan kesatuan, patriotisme, nasionalisme, kebersamaan dan nilai-nilai bangsa lainnya,” terang Sapta.
Selain itu, kata Sapta lebih lanjut, kesempatan silaturahmi dengan Siswa SMK Mahardika juga dimanfaatkan untuk mengampanyekan penerimaan prajurit dari lulusan SMK.
“Tentara kita tidak hanya disiapkan perang dengan mengangkat senjata tapi juga ada yang melakukan kegiatan teknis di bidang penguasaan teknologi, seperti di Dislitbang TNI AD,” kata Sapta.
“Selain mengajak anak SMK jadi prajurit, sebagaimana kebijakan dari Kadislitbang TNI AD maka kami juga mengajak sekolah SMK untuk bekerja sama memberdayakan Siswa maupun lulusan untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas mereka dengan pemanfaatan fasilitas laboratorium kita yang cukup lengkap,” tegas mantan Kasipers Kasrem 143/Halu Oleo itu.
Menurut Sapta, konsep pemberdayaan lulusan SMK merupakan tindaklanjut dari perintah dari Kasad dan Kadislitbang tentang kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat dan pemerintah.
“Masih banyak lulusan SMK yang menganggur dan juga ada sekolah yang belum memiliki laboratorium seperti punya SMK Mahardika,” tegasnya.
Atas kunjungan dari Dislitbang TNI AD itu, Kepala Sekolah SMK Mahardika, Hj. Nia Herdiani, SE, M.Pd., menyampaikan pihaknya merasa bangga
“Baru kali ini, dari Militer atau TNI yang berkunjung apalagi kita diberikan kesempatan untuk kerja sama,” ujar Nia di hadapan 60 orang Siswa dan guru dan pengajar SMK Mahardika. (**)
“Kami juga berharap ke depan ada lulusan SMK Mahardika yang bisa jadi prajurit TNI AD,” tutupnya. (*)