Jakarta, SemeruPost – Harga gabah mulai turun seiring masuknya musim panen. Gudang-gudang petani disebut mulai dipenuhi pasokan. Daerah yang telah memasuki musim panen salah satu di antaranya Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, harga gabah petani sudah menyentuh Rp 5.600 per kilogram (kg) untuk gabah kering panen (GKP).
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni mengatakan harga itu turun jika dibandingkan pekan lalu, harga GKP sekitar Rp 6.300 per kg.
“Kita berharap harga-harga ini tetap stabil, sehingga tetap bisa memberi keuntungan bagi petani dan tidak membebani warga dalam membeli beras,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (9/3/2024).
Penurunan harga gabah ini mulai berdampak pada harga beras. Berdasarkan hasil pengamatan oleh petugas informasi pasar (PIP) Dinas Pertanian pada 6 Maret kemarin, harga gabah kering giling (GKG) juga telah menyentuh nilai Rp 7.500 dan harga berasnya Rp 14.000 per kilogram di tingkat petani. Sementara di tingkat pengecer, harga beras medium Rp 15.000 per kg.
“Penurunan harga gabah ini seiring dengan gudang-gudang yang informasinya sudah mulai terisi,” katanya.
Padahal pada 01 maret lalu, harga GKG masih senilai Rp Rp 8.600/kg dan harga berasnya Rp 15.000/kg di tingkat petani. Sementara di tingkat pengecer, harga beras medium Rp 16.000/kg.
Tak hanya di Dompu, harga beras juga mulai turun di Cianjur, Jawa Barat. Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut saat ini rata-rata harga beras di Kabupaten Cianjur turun menjadi Rp 13.000 per kg setelah sebelumnya mencapai Rp 15.000 per kg.
“Harga beras alhamdulillah turun sampai Rp 2.000 per kilo,” ungkapnya.
Penurunan harga beras disebabkan berbagai factor, seperti bantuan beras murah dan beras gratis. Tapi pihaknya memprediksi, stok beras akan tetap aman sampai lebaran, bahkan setelahnya.
“Kabupaten Cianjur sudah memasuki masa panen raya,” ujar Herman.
Pada kesempatan lain, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) telah mewanti-wanti pemerintah untuk menjaga harga gabah agar tidak anjlok dan berada di level Rp 7.000-8000/kg. Apalagi musim panen raya biasanya harga gabah sangat rentan jatuh sehingga pada akhirnya akan merugikan petani.
“Di saat panen raya seperti ini, KTNA berharap agar harga gabah tidak anjlok sehingga petani tidak rugi setelah mereka mengeluarkan ongkos produksi,” ungkap Ketua KTNA Yadi Sofyan Noor.
Yadi pun menyebutkan musim panen merupakan momentum bagi pemerintah untuk fokus pada penyerapan panen raya dan memperkuat cadangan beras nasional.
“Pasokan beras cenderung melimpah, tapi pemerintah harus menjaga harga gabah agar tidak anjlok,” pungkas Yadi. (Sumber dari Detik Finance)