SEMERUPOST, Mojokerto – Suasana rumah almarhum Kompol Maryoko di Desa Mlaten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Meninggalnya Kapolsek Prajurit Kulon, Kota Mojokerto Kompol Maryoko meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan rekan kerjanya.
Banyak yang tak percaya jika ia menutup usianya dengan cara gandir (gantung diri).
Namun, disinyalir, Maryoko nekat mengakhiri hidupnya dengan cara yang tak lazim karena ia menderita penyakit yang tak kunjung sembuh. ’’Beberapa kali ketemu. Katanya dadanya sesak,’’ kata seorang anggota polisi berpangkat kompol ini.
Penyakit itu, kata dia, jika sedang kambuh, dadanya akan mengalami sakit yang luar biasa. ’’Mungkin karena itu. Karena beberapa kali ketemu, selalu ngomong gitu,’’ tegas dia.
Selain dada yang sesak, Maryoko juga diketahui kerap mengalami pusing karena darah tinggi atau hipertensi.
Untuk menyembuhkan penyakitnya itu, mantan Kasatreskrim Polres Mojokerto Kota itu bercerita, sudah berusaha berobat ke berbagai dokter. Namun, hasilnya tak sesuai keinginan. ”Semoga amalnya diterima di sisi Allah,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kapolsek Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Kompol Maryoko, meninggal dunia karena gantung diri di rumahnya di Desa Mlaten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Kabar tewasnya mantan Kabagops Polres Mojokerto Kota itu menggegerkan, khususnya di internal kepolisian.
”Iya, benar,” kata dua anggota kepolisian yang dikonfirmasi terkait kebenaran Prajurit Kulon 1 (kapolsek) yang gantung diri. Kabar Maryoko yang meninggal karena bunuh diri pertama kali muncul sekitar pukul 15.00.
Maryoko menjabat Kapolsek Prajurit Kulon sejak September 2023. Sebelumnya perwira menengah berpangkat satu melati itu menjadi Kabag Ops Polres Mojokerto Kota.
Saat masih AKP, Maryoko juga pernah menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota pada 2014.
Hingga berita ini diturunkan belum diketahui motif korban nekat mengakhiri hidup secara tragis. Proses penanganan tengah berlangsung di tempat kejadian perkara (TKP). Dilansir SEMERUPOST. (IK)