AiRadio Jogja

Radionya Kaula Muda Indonesia

Kelompok Penjahat Di Papua Tak Memiliki Hati Nurani

Kamis, 24 Agustus 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hati nurani perlu dihadirkan di Papua, dan menjalin Persaudaraan Manusia untuk menghindari konflik maupun tekanan-tekanan dari luar

Hati nurani perlu dihadirkan di Papua, dan menjalin Persaudaraan Manusia untuk menghindari konflik maupun tekanan-tekanan dari luar

Papua, SemeruPost – Hati nurani adalah salah satu insting dan dorongan yang membuat manusia mampu membangun masyarakat. Kelompok manusia yang tidak memiliki dorongan tersebut, atau yang kadarnya kurang, tidak akan mampu membangun masyarakat dan tidak bisa berkembang sebaik kelompok manusia yang mampu membangun masyarakat.

Suatu hal yang penting mengenai hal itu adalah pandangan kita yang membuktikan bahwa kelompok penjahat di Papua tidak memiliki hati nurani, bahwa mereka menganggap seakan-akan berjuang untuk masyarakat di Papua ternyata faktanya hanya sekelompok manusia yang suka kekerasan. Di situlah kita harus memahami pandangan tentang bukti yang ditemukan ini mengenai apa yang terjadi di Papua, dan dari perspektif ini tampaknya lebih mungkin bahwa mereka harus berjuang melawan penyakit internalnya di sana.

Hati nurani perlu dihadirkan di Papua, dan menjalin Persaudaraan Manusia untuk menghindari konflik maupun tekanan-tekanan dari luar. Seperti yang dikatakan, hati nurani adalah konsep universalis untuk seluruh manusia di dunia secara moral satu sama lain.

Tak adanya Penghargaan Kehidupan yang Benar dapat ditemukan dari perilaku kelompok penjahat yang dilakukan di Papua. Kelompok penjahat tak akan pernah memiliki kontribusi praktis yang patut diteladani untuk menyelesaikan masalah-masalah besar di Bumi Papua karena sering berdasar pada kekerasan, pembunahan, teror, dan kejahatan lainnya, membakar dan menghancurkan apa yang telah dibangun sangatlah biadab.

Kelompok penjahat seperti itu jelas tidak memiliki hati nurani untuk menangani masalah terkait dengan hak asasi manusia, mereka hanya akan menghasilkan kejahatan, kemiskinan, dan konflik, demi “menutup celah yang ada antara dunia yang kita punya dan dunia yang diinginkan kebanyakan orang di seluruh dunia.”

Kelompok penjahat jauh dari rasa kasih sayang karena mereka juga memerangi saudaranya yang berselisih dengannya, seolah-olah berjuang untuk masyarakat Papua namun yang ada hanyalah tindak kekerasan, bahkan tak segan-segan membunuh, melakukan kehancuran yang lebih besar dan menghancurkan masyarakat Papua atas nama perjuangan.

Kelompok penjahat tak akan pernah berhasil menyelesaikan ujian moral kehidupan, ia hanya menawarkan kehancuran abadi. Itulah yang dapat menggambarkan kelompok penjahat untuk dipahami masyarakat Papua. Masyarakat Papua harus memahami tindakan egois terus menerus yang dilakukan kelompok penjahat, kejahatan yang dilakukan. Di mana letak hatimu? Kita tak akan menemukan kesukaan dan ketenangan hati. Tak ada kebaikan kelompok penjahat di Papua karena karakter yang jahat tidak terkompromi dan tindakan yang egois terus menerus dilakukan untuk menghancurkan kebaikan yang telah dilakukan.

Segala Sesuatu Penting Dimulai dari Dalam Diri untuk menghadapi tuntutan kehidupan sehari-hari dengan sabar dan bijaksana. Memiliki sumber daya batin untuk menggantikan kebiasaan berpikir yang merusak dengan kebiasaan pikiran, hati, dan jiwa yang lebih dalam dan memberi kehidupan. Di saat-saat terbaik (momen-momen lain), kita mampu untuk mengatasi masalah dalam kehidupan dan benar-benar ingin bebas dari semua kemarahan dan kepahitan dan perselisihan.

Mendambakan keberanian batin untuk memaafkan orang lain, merindukan semangat pertobatan dan kekuatan untuk menjalani kehidupan yang diubahkan. Hubungan interaktif yang berkelanjutan, memberi kehidupan, terus menerus dengan sukacita melalui cinta dan kedamaian dan kesabaran dan kebaikan dan kesetiaan kepada NKRI dan kelembutan dan pengendalian diri yang hidup dalam persatuan Indonesia. (*)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

TNI Hadir Mengedepankan Semangat Persatuan dan Kebersamaan
Tangis Ratusan Personel Malam 17-an di Bima Kota
Parade Bastille Day 2025: Simbol Kemitraan Strategis Militer Indonesia–Prancis
Believe: Film Laga Perang Terbesar 2025 Merangkai Aksi Spektakuler dan Isak Haru di Balik Medan Tempur
Panglima TNI Perintahkan Kesiapan Pasukan dan Alutsista untuk Misi Kemanusiaan ke Myanmar
Budayawan, Seniman, Bupati, Romo, Kapolres hingga Anggota DPD RI Raih “Pin Emas Kamulyan”
Thanks Institute Beri Self Healing Jajaran Polres Polda Bali: Mantapkan Program Unggulan Kapolda
Perhatian Polsek Kawasan Kali Baru kepada Orang Terlantar Lewat Dinas Sosial Jakarta Utara

Berita Terkait

Jumat, 29 Agustus 2025 - 18:00 WIB

TNI Hadir Mengedepankan Semangat Persatuan dan Kebersamaan

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 23:15 WIB

Tangis Ratusan Personel Malam 17-an di Bima Kota

Senin, 14 Juli 2025 - 23:03 WIB

Parade Bastille Day 2025: Simbol Kemitraan Strategis Militer Indonesia–Prancis

Selasa, 24 Juni 2025 - 20:57 WIB

Believe: Film Laga Perang Terbesar 2025 Merangkai Aksi Spektakuler dan Isak Haru di Balik Medan Tempur

Minggu, 30 Maret 2025 - 19:29 WIB

Panglima TNI Perintahkan Kesiapan Pasukan dan Alutsista untuk Misi Kemanusiaan ke Myanmar

Senin, 17 Maret 2025 - 23:55 WIB

Budayawan, Seniman, Bupati, Romo, Kapolres hingga Anggota DPD RI Raih “Pin Emas Kamulyan”

Sabtu, 8 Februari 2025 - 10:49 WIB

Thanks Institute Beri Self Healing Jajaran Polres Polda Bali: Mantapkan Program Unggulan Kapolda

Rabu, 5 Februari 2025 - 21:42 WIB

Perhatian Polsek Kawasan Kali Baru kepada Orang Terlantar Lewat Dinas Sosial Jakarta Utara

Berita Terbaru

Berita Photo

Sapudi Luka, HCML Tunjukkan Kasih Melalui Bantuan Kemanusiaan

Sabtu, 4 Okt 2025 - 19:17 WIB